Pemkot Solo Jelaskan Soal Roblox Jadi Ekskul di Sekolah Menengah
Belakangan ini publik dibuat heboh setelah muncul kabar bahwa Roblox, sebuah platform game online populer, masuk ke dalam daftar kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) di salah satu SMP di Kota Solo. Fenomena ini langsung menuai pro dan kontra, mulai dari kekhawatiran soal ketergantungan bermain game hingga apresiasi karena dianggap bisa mendorong kreativitas siswa.
Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akhirnya angkat bicara. Menurut perwakilan Dinas Pendidikan, ekskul Roblox bukan semata kegiatan bermain game, melainkan diarahkan pada pengembangan keterampilan digital, pemrograman sederhana, hingga desain dunia virtual.
“Kita melihat Roblox sebagai media pembelajaran kreatif. Siswa tidak hanya bermain, tapi juga diajak membuat konten, merancang dunia virtual, hingga memahami dasar coding. Jadi ekskul ini fokusnya pada edukasi, bukan sekadar hiburan,” jelas salah satu pejabat Dinas Pendidikan Solo.
Program ini juga sejalan dengan upaya Pemkot Solo untuk menyiapkan generasi muda yang lebih melek teknologi. Melalui Roblox, siswa dikenalkan pada logika pemrograman, kerja tim dalam proyek digital, hingga potensi ekonomi kreatif dari gim dan dunia virtual.
Meski begitu, Pemkot tetap menegaskan bahwa pengawasan guru sangat penting. Durasi kegiatan dibatasi, serta setiap aktivitas diarahkan pada pembelajaran yang positif agar tidak berubah menjadi kebiasaan bermain berlebihan.
Fenomena ini pun disambut beragam reaksi dari masyarakat. Sebagian orang tua merasa inovasi ini menarik karena sesuai dengan minat anak zaman sekarang. Namun, ada pula yang khawatir jika kegiatan ini justru mendorong kecanduan gim.
Pada akhirnya, Pemkot Solo menegaskan bahwa ekskul Roblox bukan sekadar “main game di sekolah”, melainkan salah satu cara untuk mengintegrasikan dunia digital ke dalam pendidikan. Ke depan, jika program ini berhasil, bukan tidak mungkin akan menjadi model pembelajaran kreatif di sekolah lain.