Skandal Sritex Makin Dalam: Tampang 8 Tersangka Baru Diungkap ke Publik
Skandal korupsi yang melibatkan PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex kian menunjukkan skala besarnya. Setelah sebelumnya menyeret sejumlah petinggi, kini aparat penegak hukum mengungkap 8 tersangka baru yang diduga terlibat dalam praktik korupsi yang merugikan negara hingga Rp1 triliun.
Foto-foto para tersangka mulai beredar di publik. Wajah-wajah mereka menambah daftar panjang pihak yang terjerat dalam kasus yang dianggap sebagai salah satu skandal keuangan terbesar dalam sektor tekstil nasional.
Jejak Skandal Kredit Bermasalah
Kasus ini bermula dari pemberian kredit dari sejumlah bank kepada Sritex yang diduga melanggar prinsip kehati-hatian dalam sektor perbankan. Pinjaman jumbo tersebut ternyata digunakan tidak sesuai peruntukannya dan tidak dibayar sesuai tenggat, sehingga memunculkan potensi kerugian besar bagi negara.
Dugaan praktik manipulasi laporan keuangan dan kerja sama ilegal antara pihak manajemen Sritex dan pejabat lembaga keuangan menjadi sorotan. Proses penyidikan kemudian mengarah pada penetapan beberapa tersangka sebelumnya, dan kini berkembang dengan munculnya delapan nama baru.
Siapa Saja Mereka?
Meski identitas lengkap kedelapan tersangka baru belum seluruhnya diungkap ke publik, pihak berwenang telah merilis foto-foto mereka sebagai bentuk transparansi proses hukum. Para tersangka berasal dari beragam latar belakang, mulai dari jajaran manajemen internal Sritex, pihak pemberi kredit, hingga konsultan keuangan yang diduga memfasilitasi pelanggaran hukum.
Dalam pernyataan resminya, penyidik menyebut bahwa penetapan tersangka dilakukan setelah melalui proses pengumpulan bukti yang kuat, termasuk audit keuangan dan pemeriksaan saksi-saksi kunci. “Kerugian negara bukan hanya nominal, tapi juga menyangkut kepercayaan publik terhadap sistem perbankan dan tata kelola perusahaan,” ujar seorang juru bicara lembaga antikorupsi.
Skema Korupsi yang Terstruktur
Salah satu hal mencengangkan dari kasus ini adalah struktur korupsinya yang rapi dan sistematis. Dari dokumen yang telah disita, terungkap bahwa pengaturan kredit bermasalah dilakukan dengan dukungan dokumen palsu dan skema rekayasa keuangan yang dirancang sedemikian rupa agar lolos dari audit biasa.
Skema ini tidak hanya melibatkan oknum internal perusahaan, tetapi juga orang-orang kunci di luar perusahaan yang punya akses pada sistem keuangan dan pengawasan bank.
Seruan untuk Penindakan Tanpa Toleransi
Masyarakat dan pengamat antikorupsi mendesak agar aparat penegak hukum menuntaskan kasus ini hingga ke akar-akarnya. Penetapan 8 tersangka baru dinilai sebagai langkah positif, namun bukan akhir dari proses pengungkapan. “Skandal ini harus menjadi pelajaran bagi semua, terutama dalam tata kelola perusahaan besar. Jangan ada impunitas,” ujar salah satu aktivis antikorupsi.
Mereka juga meminta agar penelusuran aset dilakukan secara agresif, mengingat potensi kerugian negara mencapai triliunan rupiah. Tak hanya pemidanaan individu, tapi juga pemulihan kerugian negara secara maksimal menjadi tuntutan utama.
Ujian Besar bagi Penegakan Hukum
Kasus Sritex menjadi gambaran nyata bagaimana korupsi bisa menyusup ke sektor industri dan keuangan secara masif jika pengawasan lemah. Dengan wajah-wajah baru yang kini resmi menjadi tersangka, publik menaruh harapan besar bahwa penegakan hukum benar-benar akan menyentuh semua pihak yang terlibat, tanpa tebang pilih.
Langkah berikutnya adalah memastikan transparansi dalam proses pengadilan dan pengembalian aset negara. Skandal ini bukan hanya soal uang, tapi juga soal integritas dan masa depan kepercayaan publik terhadap sistem ekonomi nasional.